Pusat Informasi
Tampilkan postingan dengan label pertanian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pertanian. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 Oktober 2011

Budidaya Tomat Hidroponik

budidaya tanaman tomat hidroponik

Nama Latin: Lycopersicon esculentum
Nama Ingris: Cherry tomatoes
Famili : SOLANACEAE

1. Cultivar

  • Recento, Liberto

2. Persemaian
Rumah Pembibitan

  • Rumah bibit terbuat dari kayu/besi, dengan atap plastik UV (Ultra Violet Resistant). Lebar 6.4 m, tinggi bagian depan 25.2 m, double span, dan panjang sesuai dengan keperluan. Diding Rumah bibit ditutup dengan ‘insect screen’ (mesh >40). Bentuk sama dengan bentuk Greenhouse produksi. Lokasi hendaknya dekat dengan emplasemen.
  • Di dalam rumah bibit dibuat bangku dari kayu/besi yang digunakan untuk meletakkan panel bibit. Juga diberi naungan paranet 55%.


Alat Persemaian

  • Tray Semai : tray semai terbuat dari bahan plastik/mika, yang bisa ditutup agar tetap lembab.
  • Kertas Tissue : kertas tissue yang mudah menyerap air yang akan digunakan untuk mengecambahkan benih.
  • Sprayer (Hand Sprayer): volume 1 liter.
  • Pinset : digunakan untuk transplanting
  • Panel bibit: isi 113 tanaman per panel
  • Media semai : Rockwool (‘Grodan’) yang diisikan pada panel semai, atau media semai lain

Penyemaian Benih

  • Letakkan 3-5 lapis kertas tissue ke dalam tray semai, kemudian basahi dengan air secukupnya.
  • Benih sebanyak 100-200 ditebar diatas kertas tissue yang telah dibasahi. Kemudian tray semai di tutup (klip/stapler) biarkan selama 5-7 hari di tempat yang tidak terkena cahaya langsung. Sebaiknya tray semai disimpan dalam ruang gelap sampai benih berkecambah
  • Pertahankan agar kertas tissue selalu dalam keadaan lembab.

Transplanting

  • Isi Panel semai (Panel 113) dengan rockwool sampai penuh, dan basahi dengan air. Rockwool dipotong dengan ukuran 2x2x5 cm (sesuai dengan lubang panel). Bila menggunakan media lain isikan pada sel tray sampai penuh.
  • Benih yang sudah berkecambah di-transplanting/pindahkan dari tray semai ke panel semai menggunakan pinset. Setiap lubang diisi dengan 1 bibit tanaman
  • Simpan panel semai di dalam rumah bibit sampai siap tanam (4-5 minggu). Siram bibit setiap hari dengan nutrisi, dan setiap 4 hari disiram dengan Gandasil-D dengan konsentrasi2 g/liter

3. Persiapan Nutrisi

  • Nutrisi yang dipakai adalah AB mix yang terdiri dari larutan nutrisi Stok A dan Stok B.
  • Nutrisi dilarutkan di dalam container A dan container B dengan volume masing-maing 90 liter.
  • Larutan stok A mengandung: KNO3, Ca(NO3)2, NH4NO3, FeEDTA, sedangkan Larutan stok B mengandung: KNO3, K2SO4, KH2PO4, MgSO4, MnSO4, CuSO4, ZnEDTA, H3BO3 dan NH4-MoO4.
  • Usahakan seluruh nutrisi teraduk secara merata pada masing-masing container.
  • Keperluan nutrisi Tomat disajikan pada Tabel.
tomat hidroponik

4. Persiapan Media Tanam
Pembuatan Arang sekam

  • Sekam padi kering dituangkan ke tungku pembakaran, 3 karubng di atas pemanggang dan 2 karung di bawah pemanggang atau di lantai tungku.
  • Keran air dari bak penampungan air dibuka dan air dibiarkan mengalir melalui pipa besi spiral yang dihubungkan dengan pipa pembuangan.
  • Bahan bakar disiramkan secukupnya pada sekam di kedua sisi lantai tungku kemudian api disulutkan dan sekam dibiarkan terbakar merata di atas pemanggang.
  • Sekam yang membara dibiarkan berjatuhan ke lantai tungku, dan tumpukan sekam di atas pemanggang diaduk-aduk dengan tongkat pengaduk sehingga lebih banyak sekam membara yang berjatuhan ke lantai tungku.
  • Pengadukan juga dilakukan pada tumpukan sekam dilantai tungku sehingga pengarangan sekam terjadi secara merata.
  • Sekam yang telah terbakar merata dan menjadi arang di lantai tungku ditarik dengan tongkat pengaduk ke bak penampungan arang sekam, kemudian disiram dengan air bersih sampai bara api padam. Hal ini dilakukan untuk mencegah hancurnya arang sekam menjadi abu.

Pengisian Polybag

  • Arang sekam yang telah dingin dimasukkan ke dalam polybag sebanyak 2 kg setiap polybag, kemudian diletakkan di bangku tanam sesuai dengan jarak tanam.
  • Pada tiap bangku tanam ditempatkan dua baris polybag yang letaknya berselingan (zig-zag)
  • Jarak antar baris 50 cm sedangkan jarak polybag dalam satu baris tanaman adalah 40 cm.

5. Penanaman

  • Bibit yang telah berumur 4-5 minggu di persemaian, mempunyai tinggi 10 – 15 cm, atau 4 daun yang terbuka penuh siap untuk ditanam sesuai dengan jadwal tanam.
  • Media tanam arang sekam, sebelum ditanami diberi larutan nutrisi sebanyak 50 ml per polibag dan ditaburi Furadan 3 G secukupnya.
  • Bibit di panel semai sebelum ditanam disiran dahulu dengan air untuk memudahkan pencabutan bibit.
  • Bibit beserta media semai (rockwool) ditanam di tengah polybag yang sebelumnya telah disiapkan.
  • Daun-daun bibit dijaga dari percikan nutrisi dan diusahakan tidak menyentuh arang sekam

6. Pemeliharaan
Pemupukan dan Penyiraman

  • Pemberian nutrisi pada sistem hidroponik dilakukan bersamaan dengan penyiraman (Fertigasi), dan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam sistem hidroponik.
  • Jumlah nutrisi yang diberikan tidak sama tergantung pada umur tanaman dan kondisi cuaca.
  • Pda kondisi cuaca normal (suhu 25o C, kelembaban 80%) pemberian nutrisi dilakukan setiap jam sekali, pada cuaca mendung diberikan setiap 1.5 jam sekali, dan jika hujan diberikan 2-2.5 jam sekali.
  • Pemberian nutrisi dilakukan semenjak awal pertanaman sampai tanaman panen, mulai pukul07.00 – 16.30. Pada malam hari tidak dilakukan pemberian nurtisi.
  • Pada jam 07:00 – 09:00 suhu rumah kaca normal, maka pemberian dapat dilakukan setiap satu jam. Akan tetapi setelah pukul 09:00 – 16:00 shu rumah kaca diatas normal sehingga pemberian harus disesuaikan. Catatan: pemberian nutrisi dilakukan sampai kapasitas lapang (tidak terjadi luber). Jumlah dan saat pemberian nutrisi disajikan pada Tabel.
budidaya tomat

Penaungan

  • Bila terlalu panas naungi tanaman (terutama tanaman yang masih muda) dengan Paranet dengan intensitas naungan 55%.
  • Selanjutnya naungan bisa dipergunakan terus atau sesuai dengan keperluan untuk mengatur kualitas tanaman.

Pupuk Daun

  • Aplikasi pupuk daun dilakukan bila diperlukan. Dan harus diberhentikan 10 hari sebelum pemanenan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

  • Pengendalian HPT dilakukan bila perlu saja, yaitu bila terlihat gejala adanya serangga atau penyakit.
  • JANGAN MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA/PESTISIDA YANG BERLEBIHAN untuk pengendalian HPT.
  • Hama Thrips biasa dikendalikan menggunakan : Ripcord 50 EC (2cc/l), atau Matador 25 EC(2cc/l), atau Decis 2.5 EC(2 cc/l air)
  • Hama Mite dikendalikan dengan Omite 570 EC (2cc/l) atau Kelthane MF (2cc/l).
  • Penyakit Bercak Daun Cercospora dapat dikendaliakan dengan Daconil 75 WP (2cc/l)

Pengajiran

  • Tanaman diajir pada umur 2-3 minggu setelah tanam mengunakan ajir benang yang dilitikan pada kawat yang dibentang dalam greenhouse setinggi 3m.
  • Ajir tali digantung vertikal dan ujungnya diikatkan pada batang cabe.
  • Pengikatan dilakukan dengan tepat dan kuat akan tetapi tidak sampai melukai atau memotong tanaman.

Pengecekan Larutan Nutrisi

  • Kondisi nutrisi tanaman dikontrol dengan menggunkan alat EC (Electric Conductivity )meter. EC meter mengukur kandungan garam total di dalam larutan nutrisi.
  • Nutrisi yang diberikan mempunyai EC antara 1.6 –1.7 m mhos/cm, dan diharapkan akan meningkat menjadi 2.0 – 2.5 m mhos/cm di media tanam arang sekam setelah sehari dilakukan pemberian nutrisi.
  • Bila EC kurang dari 2 m mhos/cm harus dinaikkan dengan cara menambah nutrisi. Bila EC lebih dari 2.5 m mhos/cm sebaiknya diturunkan secara bertahan dengan cara penyiraman dengan air saja.

7. Panen dan Pasca Panen

  • Panen pertama dapat dilakukan mulai 9 minggu setelah tanam. Panen berikutnya setiap 5-7 hari sekali.
  • Buah yang sudah dipanen segera disortir (dipisahkan) berdasarkan grade yang dengan sesuai pesanan pasar.

Budidaya Cabe

budidaya cabe, hama dan  penyakit tanaman cabe
Nama Latin: Capsicum annuum
Nama Inggris: Chili
Famili : SOLANACEAE

1. Cultivar :
Tit Super, Jati laba(Merah besar), Cakra , Pelita(Cabe Rawit), Laris, TM 99 (ketiting Hibrida), dan Prabu, Sultan, Maraton, Gada, Hot Chili, Hot Beauty (merah besar Hibrida)

2. Persemaian
Rumah bibit

  • Rumah bibit terbuat dari bambu, dengan atap plastik. Lebar 1.2 m, tinggi bagian depan 1.5 m dan bagian belakang 1 m, dan panjang sesuai dengan keperluan.
  • Di dalam rumah bibit dibuat bangku dari bambu yang digunakan untuk meletakkan panel bibit.


Alat Persemaian

  • Tray Semai : tray semai terbuat dari bahan plastik/mika, yang bisa ditutup agar tetap lembab.
  • Kertas Tissue : kertas tissue yang mudah menyerap air
  • Sprayer (Hand Sprayer): volume 1 liter.
  • Pinset : digunakan untuk transplanting y
  • Panel bibit: isi 50/98/128 tanaman per panel
  • Media semai : Campuran pupuk kandang steril dan arang sekam (1:1)

Penyemaian Benih

  • Letakkan 3-5 lapis kertas tissu ke dalam tray semai, kemudian basahi dengan air secukupnya.
  • Benih sebanyak 75-100 ditebar diatas kertas tissue yang telah dibasahai. Kemudian tray semai di tutup (klip/setpler) biarkan selama 3-4 hari di tempat yang tidak terkena cahaya langsung.
  • Pertahankan agar kertas tissue selalu dalam keadaan lembab.

Transplanting

  • Isi Panel semai dengan media semai sampai penuh, dan basahi dengan air
  • Benih yang sudah berkecambah transplanting /pindahkan dari tray semai ke panel semai dengan 1 benih untuk setiap lubang tanam
  • Simpan panel semai di dalam rumah bibit sampai siap tanam (4-5 minggu)

3. Persiapan Lahan

  • Tanah dicangkul dan dibuat bedeng berukuran 1,2 m x 30 m. Tinggi bedeng 30 cm. Jarak antar bedeng 60 cm, digunakan sebagai tempat pemeliharaan
  • Di atas bedengan taburi dengan pupuk kandang 20 ton/ha dan kapur (bila tanah terlalu masam) 1000-1200 ton sampai pH 6-6.5, kemudian diaduk dengan tanah sampai rata
  • Taburi pupuk dasar Urea, SP36, dan KCL sesuai dengan dosis
  • Rapihkan kembali bedengan dan tutup dengan mulsa plastik Hitam Perak dan kunci mulsa plastik agar tidak sobek terbawa angin

4. Penanaman

  • Lubangi plastik dengan diameter 10 cm pada jarak tanam.
  • Jarak tanam yang dipakai adalah double row (dua baris tanaman) per bedengan dengan jarak 60 antar bedengan dan 50 cm atan tanaman dalam baisan.
  • Sebelum penanaman dilakukan penyiraman bedengan (di leb) sedalam 25-30 cm
  • Penanaman dilakukan pada bibit yang sudah berumur 4-5 minggu, atau sudah mempunyai 3-5 helai daun
  • Satu lubang tanam diisi satu bibit.
  • Pemindahan secara hati-hati jangan sampai akar atau daunnya rusak.

5. Pemeliharaan
Penyulaman

  • Penyulaman dilakukan pada tanaman yang tidak sehat pertumbuhannya dengan bibit baru yang kira-kira umurnya sama. Penyulaman dilakukan pada satu minggu setelah tanam.

Pengajiran

  • Dilakukan 7 hari setelah tanam
  • Ajir terbuat dari bambu 2 x 100 cm, ditancapkan 10 cm dari pohon, ditanmankan dalam tanah sedalam 20-30 cm dengan posisi miring keluar
  • Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam dengan rafia

Pewiwilan

  • Semua tunas air dibawah cabang pertama diwiwl
  • Bunga I dan II setelah cabang pertama diwiwil, bunga dan cabang selanjutnya dipelihara

Pengendalian Hama dan Penyakit

  • Pengendalian HPT dilakukan bila perlu saja, yaitu bila terlihat gejala adanya serangga atau penyakit. Untuk tindakan preventif disemprotkan pestisida setiap minggu setelah tanam dengan insektisida atau fungisida secara bergantian, dengan dosis sesuai anjuran.

Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual dua minggu sekali atau sesuai pertumbuhan gulma. Pemupukan tambahan Pemberian pupuk tambahan dilakukan pada 2,4,6,8 minggu setelah tanam. Cara pemberian dengan melingkarkan sekeliling tanaman 5-7 cm dari tanaman. Perkiraan dosis dan waktu aplikasi
pemupukan disajikan pada Tabel di bawah ini

Rekomendasi Pupuk untuk Cabe pada Tanah Mineral dengan Tingkat Kandungan P dan K Sedang (Maynard and Hocmuth, 1999)
dosis pupuk tanaman cabe

Penyiraman
Pengairan dilakukan dengan sistem furrow, yaitu dengan mengairi parit selama 2-8 jam dengan ketinggian air 25 cm saat tanaman berumur 10 hari setelah tanam, atau disesuaikan kelembaban
tanahnya.

6. Panen dan Pasca Panen

  • Panen pertama dapat dilakukan mulai 9 minggu setelah tanam. Panen berikutnya setiap 5-7 hari sekali.
  • Buah yang sudah dipanen segera disortir (dipisahkan) berdasarkan grade yang dengan sesuai pesanan pasar.

Budidaya Pakcoy

budidaya pakcoy

1. Cultivar
Brisk green, Gracious, White-lLight

2. Pembibitan

  • Benih ditabur pada permukaan bedengan lalu ditutup dengan tanah setebal 1-2 cm
  • Lakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan sprayer atau embrat
  • Benih yang baik biasanya akan tumbuh setelah 3-4 hari
  • Setelah berdaun 3-5 helai (3-4 MST) tanaman dipindah ke bedengan penanaman

3. Pengolahan Lahan

  • Tanah digembur serta dibuat bedengan, sebelumnya lahan harus benar-benar bersih dan tidak boleh ternaungi
  • Saat penggemburan diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar
  • Penggemburan dilakukan 2-4 minggu sebelum lahan ditanami
  • Lebar bedengan 120 cm, panjang sesuai ukuran petak tanah, tinggi 20-30 cm, dan jarak antar bedengan 30 cm
  • Perkiraan dosis dan waktu aplikasi pemupukan disajikan pada Tabel

4. Penanaman

  • pilih bibit yang baik yaitu, batangnya tumbuh tegak,daun hijau segar dan tidak terserang hama atau penyakit
  • buat lubang tanam dengan ukuran 4-8 x 6-10 cm, pindahkan bibit ke lubang tanam dengan hati-hati dan rapikan

5. Pemeliharaan

  • penyiraman dilakukan secara teratur, terutama pada musim kemarau
  • penjarangan biasanya dilakukan pada saat 2 MST
  • penyulaman jika perlu
  • penyiangan dapat dilakukan 2-4 kali selama pertanaman
  • pemupukan tambahan pada saat 3 MST dengan pemberian urea 50 kg/ha, yang bisa dilakukan dengan ditabur dalam larikan lalu ditutup dengan tanah, atau dilarutkan dalam air lalu disiramkan pada bedengan penanaman

6. Hama dan Penyakit

  • hama yang biasa menyerang tanaman antara lain: ulat, tritip, siput, cacing bulu, ulat crocidolomia binotalis dan ulat thepa javanica
  • penyakit yang biasa menyerang ialah bakteri, virus, jamur dan gangguan fisiologi yang bisa saja terjadi
  • hama dan penyakit tanaman dapat diatasi dengan mudah antara lain dengan pemberian obat tertentu pada saat yang tepat

Senin, 03 Oktober 2011

Budidaya Bawang Daun

Nama Latin: Allium fistulosum L.
Nama Inggris: Welsh onion
Famili : LILIACEAE

1. Cultivar
Rp (Lokal Cipanas), Fragrant, Miranda, Freda, Lorie,
Linda

2. Pembibitan dengan Persemaian

  • Benih disemaikan dalam bedengan dengan lebar 100-120 cm dan panjang lahan. Tanah diolah sedalam 30 cm campur pupuk kandang yang telah diayak sebanyak 2 kg/m.
  • Bedengan diberi atap plastik bening setinggi 100-150 cm di sisi Timur dan 60-80 cm di sisi Barat.
  • Benih ditaburkan di dalam larikan melintang sedalam 1 cm dengan jarak antar larikan 10 cm.
  • Tutup dengan daun pisang/karung goni basah.
  • Setelah berkecambah penutup dibuka.
  • Penyiraman setiap hari.
  • Tanaman dipupuk dengan pupuk daun sebanyak 1/3 – 1/2 dosis anjuran dengan cara semprot (umur 1 bulan).
  • Bibit berumur 2 bulan dengan ketinggian 10-15 cm siap dipindah tanamkan.

Pembibitan dari Anakan

  • Rumpun yang akan dijadikan bibit berumur 2,5 bulan dan sehat.
  • Rumpun dibongkar bersama akarnya, bersihkan tanah yang menempel dan akar/daun tua.
  • Pisahkan rumpun sehingga didapatkan beberapa rumpun baru yang terdiri atas 1-3 anakan.
  • Buang sebagian daun.
  • Bibit disimpan di tempat lembab dan teduh selama 5-7 hari.

3. Pengolahan Lahan

  • Pengolahan lahan dilakukan 15-30 hari sebelum tanam.
  • Pembedengan untuk tanah sawah/tanah darat (lahan kering):
    • Bersihkan areal dari gulma dan batu/kerikil.
    • Olah tanah sedalam 30-40 cm hingga gembur.
    • Buat parit untuk pemasukan dan pengeluaran air.
    • Buat bedengan selebar 80-100 cm, tinggi 30 cm dengan lebar antar bedengan 25-30 cm.
    • Campur merata dengan tanah, 10-15 ton/ha pupuk kandang dan ratakan permukaan bedengan.
  • Pengapuran dilakukan jika tanah ber-pH < 6.5 dengan 1-2 ton/ha kapur dolomit dicampur merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm.
  • Perkiraan dosis dan waktu aplikasi pemupukan disajikan pada Tabel
    dosis pupuk budidaya bawang daun

4. Penanaman

  • Biasanya ditanaman dengan pola tanam tumpang sari.
  • Bibit ditanam di antara tanaman utama yang berumur lebih panjang dari bawang daun.
  • Sebelum kanopi tanaman utama saling menutup, bawang daun harus sudah dipanen.
  • Sistem tumpang sari yang sekarang banyak ditanam adalah dengan tanaman cabe, wortel dan sayuran daun lain.
  • Waktu tanam terbaik awal musim hujan (Oktober) atau awal kemarau (Maret).
  • Lubang tanam dibuat pada jarak 20 x 20 cm sedalam 10 cm. Sebelum penanaman, bibit dari persemaian dicabut dengan hati-hati, sebagian akar dan daun dipotong.
  • Sebagian akar dari bibit dari rumpun induk juga dibuang.
  • Rendam dalam larutan fungisida konsentrasi rendah (30-50 prosen dari dosis anjuran) selama 10-15 menit.
  • Tanam bibit dalam lubang dan padatkan tanah di sekitar pangkal bibit pelan-pelan.

5. Pemeliharaan

  • Penyulaman paling lama 15 hari setelah tanam.
  • Gulma disiangi dua kali, yaitu umur 3-4 minggu dan 6 minggu dengan cangkul/kored.
  • Pembubunan bagian dasar tunas selama 4 minggu sebelum panen
  • Potong tangkai bunga dan daun tua untuk merangsang pertumbuhan anakan.
  • Siram 2 kali sehari
  • Tidak boleh becek/terlalu basah.
  • Penyemprotan pestisida gunakan jika perlu /jika sudah ada tanda-tanda awal munculnya hama dan penyakit.

Hama dan Penyakit

  • Ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua Hbn.) Pengendalian: cara pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan pengendalian kimia dengan Hostathion 40 EC, Orthene 75 SP, Cascade 50 EC atau dengan perangkap ngengat.
  • Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) Pengendalian mekanis: mengumpulkan ulat di malam hari, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae. Pengendalian kimia: umpan beracun yang dipasang di malam hari berupa campuran 250 gram Dipterex 95 Sl 125, 10 kg dedak dan 0,5 gram gula merah dan dilarutkan dalam 10 liter air; Insektisida berupa Dursban 20 EC atau Hostahion 40 EC.
  • Thrips/kutu loncat/kemeri (Thrips tabbaci Lind.) Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliaceae; menanam secara serempak; memasang perangkap serangga berupa kertas/dengan insektisida Mesurol 50 WP.
  • Bercak ungu (Alternaria porri (Ell.) Cif.) Pengendalian: cara perbaikan tata air tanah, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan menggunakan bibit sehat. Fungisida yang digunakan adalah Antracol 70 WP, Dithane M-45, Orthocide 50 WP atau Difolatan 4F.
  • Busuk daun/embun tepung (Peronospora destructor (Berk.) Casp) Pengendalian: menggunakan benih/bibit sehat, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan fungisida Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil 75 SP.
  • Busuk leher batang (Bortrytis allii Munn.) Gejala: leher batang menjadi lunak, berwarna kelabu, bentuknya menjadi bengkok dan busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliacea, penggunaan benih/bibit sehat, meningkatkan kebersihan kebun dan tanaman dan fungisida Dithane M-45 atau Daconil 75 WP.
  • Antraknose (Collectotrichum gleosporiodes Penz.) Gejala: daun bawah rebah, pangkal daun mengecil dan tanaman mati mendadak. Pengendalian: menggunakan bibit/benih sehat, perbaikan tata air, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae, mencabut tanaman yang sakit dan fungisida Antracol 70 WP dan Daconil 75 WP.

6. Panen

  • Umur Panen 2,5 bulan setelah tanam.
  • Jumlah anakan maksimal (7-10 anakan), beberapa daun menguning.
  • Seluruh rumpun dibongkar dengan cangkul/kored di sore hari/pagi hari.
  • Bersihkan akar dari tanah yang berlebihan.

7. Pascapanen

  • Bawang daun kumpulkan di tempat yang teduh, dicuci bersih dengan air mengalir/disemprot, lalu ditiriskan.
  • Diikat dengan tali rafia di bagian batang dan daunnya.
  • Berat tiap ikatan 25-50 kg.
  • Daun bawang disortir berdasarkan diameter batang: kecil (1,0-1,4 cm) dan besar (1,5-2 cm)
  • Lalu dicuci dengan air bersih yang mengalir/disemprot dan dikeringanginkan.
  • Ujung daun dipotong sekitar 10 cm.
  • Simpan pada temperatur 0,8-1,4o C sehari semalam untuk menekan penguapan dan kehilangan bobot
  • Pengemasan di dalam peti kayu 20 x 28 cm tinggi 34 cm yang diberi ventilasi dan alasnya dilapisi busa. Atau di dalam keranjang plastik kapasitas 20 kg.

Budidaya tanaman Kentang

1. Cultivar

  • Atlantis, Desire

2. Pembibitan
Bibit tanaman kentang berasal dari umbi.

  • Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram. Pilih umbi yang cukup tua antara 150-180 hari, umur tergantung varietas, tidak cacat, umbi baik, varietas unggul.
  • Umbi disimpan di dalam rak/peti di gudang dengan sirkulasi udara yang baik (kelembaban 80-95%). Lama penyimpanan 6-7 bulan pada suhu rendah dan 5-6 bulan pada suhu 25o C.
  • Pilih umbi dengan ukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas.
  • Gunakan umbi yang akan digunakan sebagai bibit hanya sampai generasi keempat saja.
  • Setelah bertunas sekitar 2 cm, umbi siap ditanam.
  • Bila bibit diusahakan dengan membeli, (usahakan bibit yang kita beli bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa dan dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi yang dibelah harus direndam dulu di dalam larutan Dithane M-45 selama 5-10 menit. Walaupun pembelahan menghemat bibit, tetapi bibit yang dibelah menghasilkan umbi yang lebih sedikit daripada yang tidak dibelah. Hal tersebut harus diperhitungkan secara ekonomis.



3. Persiapan Lahan

  • Lahan dibajak sedalam 30-40 cm sampai gembur benar supaya perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal. Kemudian tanah dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan.
  • Pada lahan datar, sebaiknya dibuat bedengan memanjang ke arah Barat-Timur agar memperoleh sinar matahari secara optimal, sedang pada lahan berbukit arah bedengan dibuat tegak lurus kimiringan tanah untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan dapat diubah sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak bedengan dibuat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.




4. Penanaman
Pemupukan Dasar

  • Pupuk dasar organik berupa kotoran ayam 10 ton/ha, kotoran kambing sebanyak 15 ton/ha atau kotoran sapi 20 ton/ha diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau pada lubang tanam.



Cara Penanaman

  • Bibit yang diperlukan jika memakai jarak tanam 70 x 30 cm adalah 1.300-1.700 kg/ha dengan anggapan umbi bibit berbobot sekitar 30-45 gram.
  • Jarak tanaman tergantung varietas. Dimanat dan LCB 80 x 40 sedangkan varietas lain 70 x 30 cm.
  • Waktu tanam yang tepat adalah diakhir musim hujan pada bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi yang baik/sumber air kentang dapat ditanam dimusim kemarau. Jangan menanam dimusim hujan. Penanaman dilakukan dipagi/sore hari.
  • Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan tanah di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10-14 hst.
  • Mulsa jerami perlu dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam di dataran medium.



5. Pemeliharaan
Penyulaman

  • Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, maka dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan ganti dengan tanaman baru pada lubang yang sama.



Penyiangan

  • Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Jadi penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman. Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis yaitu vegetatif awal dan pembentukan umbi.



Pemangkasan Bunga

  • Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan.



Pemupukan

  • Selain pupuk organik, maka pemberian pupuk anorganik juga sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk yang biasa diberikan Urea, ZA, Sp36 dan KCl. Perkiraan dosis dan waktu aplikasi pemupukan disajikan pada Tabel 13.
  • Pupuk anorganik diberikan ke dalam lubang pada jarak 10 cm dari batang tanaman kentang.



Pengairan

  • Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air. Pengairan harus dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan. Pemberian air yang cukup membantu menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara rutin sudah cukup untuk tanaman kentang. Pengairan dilakukan dengan cara disiram dengan gembor/embrat/dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).



6. Panen
Ciri dan Umur Panen

  • Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Pada varietas kentang genjah, umur panennya 90-120 hari; varietas medium 120-150 hari; dan varietas dalam 150-180 hari.
  • Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.



Cara Panen

  • Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore hari/pagi hari dan dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah sebagai berikut: cangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat umbi dengan hati hati dengan menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan umbi ditempat yang teduh. Hindari kerusakan mekanis waktu panen.

Budidaya Wortel

Nama Latin: Daucus carota
Nama Inggris: Carrot
Famili : APIACEAE

1. Cultivar

  • Kuroda, Pusaka, Ideal, Red Judy, Red Sky

2. Persiapan Lahan

  • Pencangkulan tanah dilakukan hingga kedalaman 40 cm atau lebih, kemudian dibiarkan kena sinar matahari langsung, tambahkan pupuk kandang sebanyak 1,5 Kg/m2.
  • Buat bedengan dengan tinggi sekitar 15 cm, lebar 100 cm, panjang 10 cm, jarak antar bedengan sekitar 40 cm.
  • Pada bedengan buat beberapa parit dengan lebar 15 cm dan kedalaman 25 cm, serta jarak 40 cm. Isi dengan pupuk kandang sebanyak satu genggam untuk 10 m.

3. Penanaman

  • Buat garis memanjang pada barisan yang telah diberi pupuk kandang.
  • Taburkan pada alur tersebut biji wortel yang telah dicampur dengan pupuk kandang, agar penebarannya dapat merata dan tidak berhimpitan tumbuhnya.
  • Tutup kembali biji yang dialur dengan pukan setebal 1 cm, lalu tutupdengan jerami atau daun pisang, dibuka setelah tanaman tumbuh.
  • Pupuk pertama pada saat tanam ditaburkan pada alur memanjang dengan jarak 5 cm dari posisi tanam.

4. Pemeliharaan

  • Penyiraman terus-menerus hingga biji berkecambah.
  • Penjarangan dilakukan untuk tanaman yang tumbuh rapat, sehingga diperkirakan jarak tanamnya 5 cm. Lakukan juga penyiangan gulma.
  • Pembumbunan pangkal umbi yang kelihatan di permukaan tanah.
  • Tambahkan pemupukan ke dua pada saat tanaman umur 1-1,5 bulan. Terdiri dari urea 50 kg/ha dan KCl 20 kg/ha, dengan dialur 5 cm dari tanaman.



Pengendalian Hama dan Penyakit

  • Pengendalian hamHPT dilakukan bila prlu saja, yaitu bila terlihat gejala adanya serangga atau penyakit. Untuk tindakan preventif disemprotkan pestisida setiap minggu setelah tanam dengan insektisida, dosis sesuai anjuran. Insektisida yang digunakan diantaranya Desis atau Antrakol.

5. Panen

  • Panen pada umumnya sekitar umur 3-4 bulan, tergantung varietasnya. Saat panen yang tepat umbi tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.
  • Pemanenan dilakukan secara hati-hati. Sebaiknya tanah digemburkan dahulu lalu umbi dicabut atau dapat juga dengan bantuan garpu.

6. Pasca Panen
Perlakuan pasca panen adalah sebagai berikut :

  • Setelah dikumpulkan umbi dicuci bersih dengan air yang mengalir, sambil dilakukan seleksi. Kemudian tiriskan diatas para-para hingga kering.
  • Bila tempat penjualan tidak terlalu jauh, umbi diikat dengan daunnya dengan berat sekitar 1,1-1,3 kg.
  • Bila tempat penjualanya jauh, daun dipotong sampai pangkal, deikian juga ujung umbi yang kecil. Dengan tujuan memudahkan dan meringankan saat pengangkutan.